Selasa, 25 September 2018 17:47

KISAH ALDI YANG TERSESAT DI LAUTAN SULAWESI KE GUAM SELAMA 49 HARI HINGGA BERUJUNG KE OSAKA

Bisa kamu bayangkan seorang remaja berusia 19 tahun bisa bertahan hidup di laut selama 49 hari?

Sendirian, ketakutan, bingung dan hilang harapan. Mungkin itulah yang dialami remaja Sulawesi bernama Aldi Novel. Remaja berusia 19 tahun ini harus memutar otak agar bisa bertahan hidup di lautan lepas tanpa siapapun di atas sebuah rakit atau rumah bambu. Kejadiannya berawal pada 14 juli 2018 Aldi Novel (18) yang seharusnya sudah menikmati hasil tangkapan di Pulau Doi, Ternate. Ternyata harus ketiban cobaan yang mana sekitar pukul 7 pagi angin selatan bertiup kencang dan membawa rakit aldi.

Aldi langsung melaporkan kejadian itu ke teman-temannya lewat HT. Sebuah pamboat dikirimkan. Pamboat itu berjaga di posisi dimana rakit teman Aldi berada karena diperkirakan rakit Aldi hanyut ke sana, tapi rakit hanyut ke tempat lain.

Pamboat terus mengejar. Kuatnya hempasan ombak menyebabkan pamboat itu nyaris terbalik.  Waktu itu Aldi mengatakan tidak usah mengejarnya agar tidak celaka.

Ketika terhanyut, Aldi menangis sejadi-jadinya. Ia langsung memikirkan ayah dan ibunya. Meski demikian, ia masih beranggapan kejadian itu biasa.  Toh HT-nya masih berfungsi hingga masih bisa berkomunikasi. Ia juga masih memiliki makanan dan minuman. Apalagi di perairan Ternate selalu ramai dengan kapal ikan. Sebelumnya ia juga pernah dua kali putus rakit. Namun kala itu bisa diselamatkan kapal.

Berharap hal yang sama, ternyata Aldi salah, Ia harus Bangun keesokan harinya, setiap hari berdiri depan pintu dan meminta pertolongan pada kapal yang lewat.

Hal itu terjadi seterusnya. Lewat perairan Ternate, makin sedikit kapal yang lewat. Di hari kelima HT miliknya mulai kehilangan sinyal. Pas seminggu stok makanan habis. Tak lama kemudian gas juga habis.

Mulailah episode bertahan hidup dimulai. Untuk makan ia terpaksa memancing ikan. Memotong kayu rakit lantas menjadikannya umpan api untuk membakar ikan.

Beberapa kali ia makan ikan mentah yang rasanya sudah tentu amis Tapi masuk juga di perut. Untuk minum, ia sangat berhemat. Sehari tiga teguk air. Saat ia terhanyut, ada satu kali terjadi hujan deras. Itulah kesempatan Aldi menampung air sebanyak-banyaknya untuk persediaan minumnya. 

Suatu ketika ada seekor hiu yang terus memburunya seharian. Siripnya membuat yang menyeramkan mengelilingi rakit Aldi yang ketar ketir ketakutan.

Kehidupan Aldi seperti terjadwal. Pagi ia menangkap ikan sambil melihat-lihat ada kapal yang lewat atau tidak. Siang ia tidur-tiduran sambil membaca alkitab, sore memasak dan malam berdoa.

Begitulah keseharian Aldi di rakit mini di tengah lautan Guam. Hingga akhirnya secercah harapan tiba, sebuah Kapal Arpegio (kapal laut Amerika, ABK Filipina) melintas. Kapal melintas begitu dekat dan ia pun coba berhubungan dengan kapal itu lewat radio HT.

Aldi kemudian dibawa ke Jepang lalu dipulangkan oleh KJRI Osaka pada 9 September lalu. Pihak KBRI Osaka menjelaskan bila Aldi hanyut terbawa arus pada pertengahan bulan Juli kemarin. Aldi terbawa arus sampai ke perairan Guam dengan jarak 125 km dari pesisir utara Manado, Indonesia. Aldi ditemukan oleh kapal dengan bendera Panama MV Arpeggio.

Sesampainya di darat Osaka, Aldi sempat menikmati pemandangan Osaka di kala perjalanannya dengan kereta api menuju KJRI Osaka. Benar-benar perjalanan yang begitu panjang pemuda ini lewati. Dari mulai terhanyut dari lautan Sulawesi ke perairan Guam, hingga diselamatkan oleh kapal dan dibawa ke Osaka.




 



  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top