Minggu, 26 Agustus 2018 17:17

I KETUT ADITYA KLAIM KEMENANGAN DI NIAS PRO

Pertandingan final yang sengit diakhiri oleh kemenangan surfer asal Bali I Ketut Aditya.

Salah satu peselancar muda berbakat di Indonesia, Ketut Agus dan Vittoria Farmer (AUS) baru saja memenangkan Seri Kualifikasi World Surf League (WSL) Nias Pro 2018 pada divisi pria dan wanita setelah 4 hari menjelajahi gelombang ombak yang sempurna dan indah di Lagundri Bay, salah satu pulau terpencil di Nias, Indonesia.

Berselancar di salah satu pecahan ombak terbesar di dunia, babak final ini telah menjadi sorotan bahwa perkembangan dunia selancar di wilayah Asia sangatlah luar biasa. Pada babak final pria, surfer asal Jepang Kaito Ohashi berhasil menduduki posisi ke-2 dan posisi ke-3 di duduki oleh surfer lokal Justin Bu’Ololo dan juga Kailani Johnson (Indonesia/Bali) yang berhasil menduduki posisi runner-up. Sedangkanya surfer yang juga menjadi sorotan, yaitu Ketut Agus berhasil meraih kemenangan  dan juga menjadi keberhasilan terbesar dalam karirnya yang masih belia.



“Saya sangat senang bisa menang untuk diri saya sendiri dan untuk Indonesia!”, seru Ketut Agus, 17 tahun, sesaat setelah penampilan terbaiknya hari itu. “Bisa memenangkan kompetisi WSL sangatlah luar biasa dan tempat ini juga sangat luar biasa. Saya bisa bersaing dengan peselancar-peselancar dari Australia, AS, Brasil, Jepang, dan masih banyak lagi negara-negara dengan peselancar yang hebat, saya benar-benar sangat bangga. Sekarang kita semua akan berangkat ke Pulau Simeulue untuk kompetisi yang berikutnya dan saya merasa lebih kuat dan semoga saya bisa menang lagi disana. Sangat menyenangkan bisa berselancar dan bersaing dengan para peselancar internasional.”

Pemuda asal Bali ini telah memiliki rekor kompetitif elit di tingkat junior, namun hari ini merupakan hari yang sangat spesial untuk Ketut Agus. Anak muda ini dengan percaya diri mengambil tiap kesempatan dan mengalahkan banyak pesaing internasional yang sudah berpengalaman.
 
Surfer asal Australia, Vittoria Farmer mendominasi seluruh putaran dari awal hingga akhir dan membawa semuanya ke babak final dengan nilai awal 8,70 yang luar biasa, dan meninggalkan Nossa yang berusia 20 tahun.

Surfer perempuan asal Bali, Kailani Johnson menemukan beberapa ombak yang baik selama final untuk terus memimpin dengan nilai 6,90 namun Farmer memberikan hasil lebih baik yang tidak diragukan lagi. Dan ini merupakan hasil terbaik yang pernah dibuat oleh Farmer selama karirnya yang masih muda.

“Saya menjalani minggu yang hebat di sini dengan menikmati gelombang ombak yang sempurna, dan bisa memenangkan kompetisi WSL di salah satu ombak terbaik dunia adalah perasaan yang luar biasa,” kata Farmer. “Bisa berselancar dengan para gadis lain di air adalah luar biasa - saya senang bisa datang dan ikut berselancar disini”.

Dua surfer muda yang sangat menonjol pada acara ini membuat babak Semifinal sangat istimewa dan orang-orang berkerumun menikmati kompetisi yang sangat meriah pada final pada hari itu.

Yaitu Justin Bu”Ulolo (IDN), sang juara lokal yang berselancar dengan sangat cemerlang di babak perempat final dan menyingkirkan peselancar terkenal Indonesia, Dede Suryana. Namun pada babak semi final, Bu”Ulolo tidaklah beruntung. Dia tidak berhasil mendapatkan nilai 8,00 yang merupakan nilai tertinggi pada babak semifinal itu namun juga gagal mendapatkan nilai di gelombang ombak keduanya dan akhirnya menyerah kepada surfer asal Jepang, Kaito O Hashii.

Lalu ada juga Surfer asal USA, Skip McCullough (Cal/San Diego) yang juga mendapat posisi yang sama, yaitu posisi ke-3 setelah kalah pada babak semifinal melawan Ketut Agus. Sepanjang kompetisi ini berlangsung, McCullough sangat ahli dalam mengendarai ombak dan mendapatkan banyak nilai tinggi. Dia juga memuji-muji acara ini, mewakili semua orang dari kancah internasional yang hadir berkunjung untuk menghadiri acara ini.



“Ini adalah salah satu tempat dengan gelombang ombak terbesar di dunia dan sangat menyenangkan bisa berkompetisi dengan ombak yang berkualitas - sirkuit WSL di Indonesia memang luar biasa dan saya sangat menantikan kompetisi selanjutnya di Pulau Simeulue minggu depan dengan ombak yang lebih sempurna.”

Acara di Indonesia ini dinamai “Perfect Waves Tour” dan kami sudah tidak sabar menantikan apa yang akan diberikan oleh Pulau Simeulue pada akhir pekan ini.

Selamat Ketut Agus! Tetaplah menjadi kebanggan Indonesia!

 

 

Photo by:Tim Hain/WSL

 

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top