Rabu, 29 Januari 2020 17:36

Ahli Biologi Indonesia membuat singkong menjadi kantong pengganti plastik

Kantong singkong yang bisa membantu melindungi planet ini....

Polusi dari kantong plastik adalah salah satu masalah terbesar yang saat ini mempengaruhi planet, manusia dan hewan.

Situasi berbahaya ini telah mengakibatkan banyak orang, perusahaan dan organisasi mencari solusi untuk membuat alternatif baru untuk mengganti tas dan barang plastik lainnya.

Kali ini ahli biologi Indonesia Kevin Kumala, yang setelah kembali ke negaranya setelah satu dekade di Amerika Serikat, menemukan lautan plastik di pantai-pantai nasional. Mereka mengubah pandangan lautan menjadi samudera sisa-sisa plastik yang menimbulkan bahaya bagi ekosistem dan hewan.

Setelah menghadapi skenario suram ini pada tahun 2009, ahli biologi mulai memikirkan alternatif baru yang bisa menyelamatkan planet dan lautan. "Ketika saya pergi berselancar atau menyelam, itu tidak lagi menyenangkan bagi saya, saya menemukan plastik di mana-mana," kata Kumala.

Dengan motivasi itu dalam pikiran, ia mulai mengembangkan pengganti kantong plastik, yang merupakan salah satu polutan terbesar di planet ini. Terutama mengingat bahwa dibutuhkan hingga 300 tahun bagi plastik untuk terurai sepenuhnya.


Kumala menemukan jawaban sempurna untuk menyelesaikan masalah kantong, pada singkong, umbi yang cukup umum di Indonesia. Dengan menggunakan pati dari tanaman ini dan meniru proses pembuatan tas tradisional, ahli biologi berhasil menciptakan alternatif yang lebih ekologis.

Tas singkong Kumala berharga 5 sen lebih dari dua kali lipat harga plastik biasa. Namun, tas inovatif ini dapat berubah menjadi kompos dalam waktu kurang dari 100 hari dan larut dalam beberapa menit setelah bersentuhan dengan air panas.

Selain penemuan luar biasa ini, pada tahun 2014, Kumala dan rekannya Daniel Rosenqvist mendirikan Avani Eco. Perusahaan yang bertanggung jawab untuk memproduksi wadah makanan sekali pakai yang terbuat dari tebu dan sedotan tepung jagung yang terurai dengan cepat dan tidak menghasilkan  limbah beracun keluar.

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top