Rabu, 06 Desember 2017 00:04

LETUSAN GUNUNG AGUNG BERDAMPAK PADA PARIWISATA INDONESIA KHUSUNYA BALI

Kelumpuhan Bali paska letusan gunung Agung otomatis berdampak signifikan pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang ditargetkan pemerintah.

Tak dipungkiri seluruh mata dunia tertuju pada gunung Agung yang terletak di Bali yang merupakan raja pariwisata Indonesia. Media-media dari berbagai penjuru dunia seakan berlomba untuk memberikan berita terkini tentang kemarahan gunung yang dulu juga pernah meletus di tahun 1963. Dengan info dari berbagai media masa, tentunya hampir seluruh masyarakat di dunia tahu dan menganggap Bali kini sedang tidak aman untuk dikunjungi. Meskipun pemerintah telah mencoba memberikan penjelasan bahwa Bali akan tetap aman meskipun gunung Agung meletus.

Namun paska ditutupnya bandara Ngurah Rai Bali, tak menampik pemikiran para turis untuk menjauh dari Bali sementara untuk saat ini. Terlebih banyak beberapa turis yang sempat terlantar karena penerbangan mereka yang harus dibatalkan. Beberapa dari mereka menyampaikan di sosial media akan kebingungan dan kekecewaan karena tidak bisa pulang ke negara mereka.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kepada media “Ini situasi yang sangat sulit buat industri pariwisata Bali, Lombok dan Indonesia. Yang namanya erupsi adalah bencana alam yang sulit diprediksi. Tidak ada satu pihak pun yang bisa memastikan situasi Gunung Agung. Kapan? Berapa skala? Dampaknya sampai di mana? Itu yang membuat kami itu deg-degan setiap saat,” .

Menpar menambahkan, Bali masih menjadi ujung tombak sektor pariwisata nasional. Selama ini Pulau Dewata dikunjungi 40% wisatawan mancanegara, disusul Jakarta 30% dan Kepulauan Riau (Kepri) 20%. “Sisanya hanya 10% ke destinasi lain di Indonesia. Maka Bali itu seperti produk utama, produk unggulan pariwisata. Tiba-tiba ada bencana alam Gunung Agung,” katanya.

Lalu bagaimana nasib pariwisata, bisnis dan masyarakat di Bali sesungguhnya?

Bisnis di Bali terkena dampak negatif dari Gunung Agung yang kembali aktif dan meletus. Mulai dari bisnis kecil seperti pedagang cendera mata di jalan sampai ke bisnis besar. Para turis diperkirakan bukan takut akan erupsi Gunung Agung, akan tetapi takut mereka tidak bisa pulang. Sedangkan jika pulang menggunakan jalur darat ke bandara terdekat Bali seperti Banyuwangi, Yogyakarta ataupun Solo memerlukan waktu yang tidak singkat.

Beberapa pedagang cenderamata atau para wanita pemijat di pantai mengeluhkan penyusutan kedatangan turis paska gunung Agung meletus ini.

Walau bagaimanapun, manusia hanya dapat berdoa agar Gunung Agung cepat mereda dan menghidupkan kembali Bali seperti sedia kala.

 

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top