Senin, 20 November 2017 23:40

PERAYAAN HARI ANGKLUNG SEDUNIA DIMERIAHKAN DENGAN PERMAINAN 6000 PEMAIN ANGKLUNG

Kota Bandung telah merayakan Hari Angklung Dunia pada 19 November.

Perayaan tersebut digelar meriah di Gedung Sate dan diikuti oleh Saung Angklung Udjo dan Keluarga Besar Bumi Siliwangi dari Universitas Indonesia.

Sebanyak 6.000 pemain angklung yang terdiri dari pelajar dari 150 sekolah di Jawa Barat, tampil di acara yang merayakan tahun ketujuh sejak angklung dinyatakan UNESCO sebagai barang warisan dunia pada 16 November 2010 silam.

"Kembali pada hari, angklung merupakan bagian penting dalam beberapa upacara adat, terutama saat musim panen," jelas Kepala Promosi Budaya Pariwisata Wawan Gunawan.

Legenda mengatakan bahwa suara angklung akan menarik perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci), dewi padi dan kesuburan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung Kenny Dewi Kaniasri mengatakan bahwa tema utama partai angklung ini adalah "The Real Work of Unifying the Nation". Dia berharap dengan mengajak siswa untuk berpartisipasi, mereka akan membantu melestarikan budaya angklung ini.

 

 

Sekilas tentang angklung :

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top