Bali menjadi tempat yang sangat ikonik bagi para peselancar dari berbagai penjuru dunia. Ketika memikirkan Bali, yang terlintas dibenak adalah gambaran kesempurnaan, petualangan, tradisi, adat, budaya dan keindahan. Hal itulah yang menjadi sebuah keberuntungan bagi peselancar muda Rio Waida yang menyebut Bali sebagai rumah.

 

Dalam film satu produksi film saga yang diproduksi oleh sponsornya, Quiksilver, Rio Waida menunjukkan dari perspektifnya beberapa tempat yang terkenal untuk melakukan surfing di Pulau Dewata. Ada beberapa ombak favorit yang digemari pemuda berusia 21 tahun itu untuk melakukan selancar setiap harinya. Mulai dari Canggu, Padang-Padang, Uluwatu, serta ombak di Keramas yang ikonik dalam arti kata yang sebenarnya.

 

 

“Budaya Bali sangat kuat. Saya sangat menghormati masyarakat yang ada di Bali. Tidak ada tempat lain di dunia seperti Bali. Mereka istimewa, mereka suka menikmati hidup”, urai Rio tentang tanah air tercintanya. “Saya ingin fokus pada mimpi saya dan mencapai WSL Championship Tour”

 

Baru-baru ini dan setelah hadir di Olimpiade Tokyo, Rio Waida mendapat apresiasi yang begitu besar oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhannya jumlah pengikutnya di instagram @riowaida bertambah 340.000 dalam satu bulan, terlebih saat pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Rio didapuk menjadi pembawa bendera Indonesia. 

 

Setelah mewakili Indonesia pada perhelatan surfing perdana di Olimpiade. Rio Waida diundang untuk melakukan debut World Championship Tour-nya sebagai ‘Wildcard’ di Corona Open Mexico yang dipersembahkan oleh Quiksilver, di mana ia finis di posisi ke-9 (setelah menyingkirkan Filipe Toledo).

 

Rio Waida akan hadir di WSL Challenger Series dan bertujuan menjadi orang Indonesia pertama yang mengikuti Championship Tour (CT) pada 2022.