Kemenangan benar-benar didepan mata, namun sepertinya takdir berkata lain, Rio haus kalah sangat tipis dengan lawannya di babak Repenchage 10. Bayangkan, sebegitu banyak heat yang telah Rio lewati dan ia menangkan di ISA World Surfing Games, dan tinggal hanya 4 babak lagi menuju kemenangan ternyata Rio harus menerima kenyataan pahit ini. Tak hanya Rio yang harus menerima kenyataan ini, seluruh pendukung Tim Indonesia tentunya harus menerima kenyataan ini dan merasakan kesedihan yang mendalam tentunya.

Jika kita lihat performa Rio di setiap heat sepanjang ISA World Surfing Games benar-benar diluar dugaan. Mengugguli beberapa nama tangguh seperti Kanoa Igarashi, Miguel Blanco, Leon Glatzer, Billy Stairmans dan beberapa nama lain Rio benar-benar memberi angis segar untuk Surfing Indonesia. Disini kita benar-benar ditunjukkan kemajuan kinerja surfing Rio yang begitu pesat. Dibawah pelatihan tim pelatih Indonesia yakni Rizal Tandjung, Dylan Amar dan Arya Subiakto Rio berhasil sampai di 2 besar surfer se ASIA dan urutan ke- 9 dari 127 surfer yang ikut.

Dalam pesan singkat yang disampaikan Arya selaku ketua Tim Indonesia mengatakan "Terima kasih untuk support dari rekan-rekan...kesedihan memang tidak bisa terbendung karena kemenangan sudah didepan mata untuk mendapatkan tiket masuk Olympiade. Kami berkabung tapi juga bangga atas prestasi atlet-atlet kita yg menjadi buah bibir berbagai media & atlet-atlet dari negara lain. Dari 127 atlet pria  dari 55 negara yg bertanding (memperebutkan 5 kursi/ 1 kursi utk setiap benua) Rio menempati posisi ke 9, namun sayangnya ada atlet Japan (wakil dr benua Asia) yg prestasinya diatas Rio dlm pertandingan ini. Semoga kualifikasi tahun depan kita bisa merebut kembali".

Kompetisi dimenangkan oleh Italo Ferreira asal Brazil. Di babak final, ia bertemu dengan rekan senegaranya Gabriel Medina, Kolohe Andino (USA) dan Shun Murakami (JPN).