Rabu, 02 Januari 2019 08:11

HAL TERPENTING YANG TERJADI DALAM SURFING INDONESIA DI TAHUN 2018

Banyak yang terjadi selama tahun 2018. Begitu pula dalam dunia surfing Indonesia. Banyak hal penting terjadi dalam surfing Indonesia selama 2018.

Pergantian tahun baru tentunya selalu menyisakan sebuah hal yang spesial bagi kita semua. Setiap individu biasanya menargetkan sebuah atau beberapa resolusi yang harus dicapai untuk tahun mendatang. Banyak yang terjadi selama tahun 2018. Begitu pula dalam dunia surfing Indonesia. Banyak hal penting terjadi dalam surfing Indonesia selama 2018.

 

Ini dia Top 5 hal penting dalam surfing Indonesia yang terjadi selama tahun 2018 versi Pemburu Ombak

 

1. BALI MENJADI SALAH SATU PANGGUNG KOMPETISI WSL CT yakni kompetisi Corona Bali Protected Untuk pertama kalinya.

Digelar pada tanggal 27 mei hingga 9 Juni. Corona Bali Protected sukses membius para pecinta surfing di Indonesia untuk datang menyaksikan para surfer pro bertanding dalam sebuah tahap kompetisi Championship Tour di Keramas, Bali. WSL sendiri mengungkapkan kegembiaraan dan antusias mereka bisa menggelar salah satu kompetisi tur di negara yang tercatat memiliki ombak terbaik di dunia.

 

2. Rio Waida menempati Posisi Ketiga Juara Dunia Junior Championship

Sebuah momen membanggakan ditorehkan oleh salah satu surfer terkompeten Indonesia bernama Rio Waida. Di tahun 2018, Rio Waida hampir menduduki podium juara dunia junior Championship. Meski ia bertengger di posisi ketiga, setidaknya itu merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk surfing Indonesia.

 

3. 10 kejuaran internasional surfing WSL dan 1 kompetisi Tur WSL bakal digelar di tahun 2019

Sepanjang tahun 2018 dilaksankan 6 kejuaran WSL yakni; World Qualifying Series 1,500 Krui Pro;World Championship Tour - Bali Pro Keramas; World Championship Tour - Uluwatu Pro; World Qualifying Series 1000 Nias Pro; World Qualifying Series 1000 Simeulue Pro; dan World Qualifying Series 1000 AMNT West Sumbawa Pro.

Mengikuti kesuksesan kompetisi di tahun 2018, bakal digelar kembali beragam kompetisi di tahun 2019 ini.

 

- West Sumbawa Pro - WQS 1500 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Pantai Yoyo’s pada 2-7 April 2019

- Krui Pro - WQS 3000 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Ujung Bocur (15-20 April 2019)

- Mentawai Pro - WQS 1500 Men’s – Lance’s Right (23-28 April 2019)

 - Bali Pro Keramas – WCT – Keramas (13-24 Mei 2019)

- Simeulue Pro - WQS 1000 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Dylan’s Right (18-23 Juni 2019)

- Cimaja Pro - WQS 1000 Men’s dan Women’s – Cimaja Point (16-21 Juli 2019)

- Pacitan Pro - WQS 1000 Men’s – Watukarung (23 -28 Juli 2019)

- Mandalika Pro Lombok - WQS 1000 Men's dan Women's (21 - 25 Agustus)

- Nias Pro - WQS 3000 Men's dan WQS 1,000 Women's (9 - 15 September)

- Kuta Pro - WQS 1000 Men’s and Women's – Halfways Pantai

- Rote Pro - WQS 1,000 Men's dan Women's

Di tahun 2019 ini, Indonesia bakal menjadi tuan rumah dari kompetisi-kompetisi WSL CT dan WQS. Tentunya ini menandakan kemajuan surfing Indonesia. Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari KEMENPAR Dwisuryo Indroyono Soesilo

“Indonesia mempunyai ratusan spot surfing, 30 di antaranya menjadi lokasi surfing kelas dunia. “Dari 30 lokasi ini, 11 di antaranya menjadi tempat penyelenggaraan WSL 2019 sehingga menempatkan Indonesia sebagai destinasi surfing nomor satu di dunia,"

 

4. Indonesia mengirim tim surfing untuk ISA World Surfing Games untuk pertama kalinya

Tahun 2018 merupakan tahun sejarah bagi surfing Indonesia. Indonesia mengirimkan tim surfer mereka untuk bertarung di ISA World Surfing Games untuk pertama kalinya dalam sejarah surfing Indonesia. Untuk tim wanita ada Kailani Johnson, Taina Izquierdo dan Dea Anastasia. Sedangkan untuk tim pria ada Rio Waida, Made Bleronk, dan Raditya Rondi yang saat itu dikirimkan untuk bertarung dengan surfer-surfer dari 41 negara lainnya.

 

5. Ketut Agus menang sebuah kompetisi WQS di Indonesia NIAS PRO.

Tahun 2018 merupakan tahun kebahagiaan bagi surfer muda asal Bali bernama Ketut Agus. Ia berhasil memenangkan kompetisi WQS yang digelar di Indonesia yakni Nias Pro. Hal tersebut membuktikan bahwa Ketut memang merupakan salah satu bibit surfer muda Indonesia yang bakal membawa nama surfing Indonesia maju di kancah surfing dunia. Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, surfer muda ini telah cukup banyak berkompetisi baik itu nasional maupun internasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top