Senin, 19 November 2018 16:41

INDONESIA SIAP MENJADI DESTINASI SURFING NOMOR 1 DI DUNIA

Tak tanggung-tanggung 10 acara WSL QS dan 1 WSL CT optimis bakal dihelat di sepanjang tahun 2019 mendatang.

Melanjutkan kesuksesan pada tahun lalu, Kementerian Pariwisata (KEMENPAR) bekerjasama dengan World Surf League (WSL) dan sejumlah pemerintah daerah kembali akan menyelenggarakan kejuaraan World Surf League 2019. Sepanjang tahun 2019 diagendakan 11 acara kejuaran surfing internasional World Surf League (WSL) bakal digelar di beberapa daerah di Tanah Air sehingga menempatkan Indonesia sebagai destinasi surfing nomor satu di dunia. Sebagai persiapan dalam penyelenggaraan World Surf League 2019, Kementerian Pariwisata menggelar workshop World Surf League yang dibuka seraca resmi sekaligus menjadi keynote speech oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari KEMENPAR Dwisuryo Indroyono Soesilo bersama Regional Manager World Surf League (WSL) Asia/Austrlia Steve Robertson yang berlangsung di Alila Hotel Pecenongan Jakarta, Senin malam (19/11/2018).

Indroyono Soesilo memberikan apresiasi penyelenggaraan workshop WSL yang dijadikan momentum untuk mengevaluasi event WSL 2018 serta mempersiapkan WSL 2019, ”Pada kesempatan ini kami kembali mengajak pemerintah daerah untuk mengulang kesuksesan program surfing tahun 2018 lalu dan mempersiapkan 11 agenda kejuaraan WSL 2019 yang berlangsung di 11 daerah di Indonesia,” kata Indroyono Soesilo didampingi sejumlah bupati antara lain Bupati Pesisir Barat, Provinsi Lampung H. Agus Istiqlal yang berhasil menyelenggarakan World Qualifying Series 1500 Krui Pro 2018 di kawasan Pantai Krui baru-baru ini. Indroyono Soesilo mengatakan, Indonesia patut bersyukur dikaruniai banyak pantai dengan ombak yang tersebar di sepanjang pesisir pantai bagian Barat dan Selatan Samudra Hindia serta pesisir pantai Samudra Pasifik.

“Indonesia mempunyai ratusan spot surfing, 30 di antaranya menjadi lokasi surfing kelas dunia. “Dari 30 lokasi ini, 11 di antaranya menjadi tempat penyelenggaraan WSL 2019 sehingga menempatkan Indonesia sebagai destinasi surfing nomor satu di dunia,” kata Indroyono Soesilo seraya mengatakan, sepanjang tahun 2018 direncanakan ada 10 kejuaraan WSL, namun yang terselenggara akhirnya sebanyak 6 kejuaraan sedangkan tahun 2019 diagendakan sebanyak 11 acara kujuaraan WSL. Penyelenggaraan kejuaraan surfing internasional WSL membawa dampak langsung pada ekonomi di daerah serta menjadi ajang promosi yang efektif karena acara kompetisi surfing yang dinaungi oleh WSL ini mendapat liputan media internasional yang besar.

“Cara terbaik bagi daerah yang menjadi destinasi surfing kelas dunia adalah dengan mengadakan kompetisi WSL tahunan yang mendatangkan peselancar internasional. Selain meningkatkan pendapatan ekonomi daerah, juga menghasilkan liputan media ke seluruh dunia sehingga meningkatkan kunjungan para surfer dunia untuk menikmati ombak yang sempurna, pantai yang indah, dan keramahtamahan penduduk Indonesia,” kata Indroyono Soesilo.

Selain itu pada penyelenggaraan WSL 2019 dapat dimanfaatkan sebagai persiapan para atlet surfing Indonesia untuk berkiprah di kejuraan di event Olimpiade karena olahraga surfing telah resmi akan dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020. Indonesia memiliki atlet-atlet muda berprestasi dalam olahraga surfing antara lain; Rio Waida, Kailani Johnson, Mega Artana, dan Ketut Aditya, Oney Anwar, Raditya Rondi dll. Mereka siap merebut mendali di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Popularitas Indonesia sebagai destinasi surfing dunia tak lepas dari pengaruh promosi melalui media. Di era tahun 1970-an produser film dari Australia, Albie Falzon, sukses dalam membuat film surfing berjudul ‘Morning of the Earth’ yang bercerita tentang keindahan ombak surfing di Uluwatu, Bali yang kemudian membawa dampak para surfer dunia berbondong-bondong datang ke Bali. Para peselancar dunia yang mempopulerkan Bali ini sejak dahulu hingga sekarang dikenal sebagai wisatawan yang sangat fanatik karena mereka tetap datang ke Bali atau ke destinasi surfing lain di Tanah Air meskipun muncul pemberitaan negatif untuk daerah yang akan dikunjungi.

Sepanjang tahun 2018 dilaksankan 6 kejuaran WSL yakni; World Qualifying Series 1,500 Krui Pro;World Championship Tour - Bali Pro Keramas; World Championship Tour - Uluwatu Pro; World Qualifying Series 1000 Nias Pro; World Qualifying Series 1000 Simeulue Pro; dan World Qualifying Series 1000 AMNT West Sumbawa Pro.

Sementara itu sepanjang tahun 2019 disiapkan 11 kejuaran internasional surfing WSL 2019 yakni;

1. West Sumbawa Pro - WQS 1500 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Pantai Yoyo’s pada 2-7 April 2019

2. Krui Pro - WQS 3000 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Ujung Bocur (15-20 April 2019)

3. Mentawai Pro - WQS 1500 Men’s – Lance’s Right (23-28 April 2019)

4. Bali Pro Keramas – WCT – Keramas (13-24 Mei 2019)

5. Simeulue Pro - WQS 1000 Men’s dan WQS 1000 Women’s – Dylan’s Right (18-23 Juni 2019)

6. Cimaja Pro - WQS 1000 Men’s dan Women’s – Cimaja Point (16-21 Juli 2019)

7. Pacitan Pro - WQS 1000 Men’s – Watukarung (23 -28 Juli 2019)

8. Mandalika Pro Lombok - WQS 1000 Men's dan Women's (21 - 25 Agustus)

9. Nias Pro - WQS 3000 Men's dan WQS 1,000 Women's (9 - 15 September)

10. Kuta Pro - WQS 1000 Men’s and Women's – Halfways Pantai

11. Rote Pro - WQS 1,000 Men's dan Women's

Dari 11 perencanaan acara WQS untuk tahun 2019 mendatang, Bapak Dwisuryo Indroyono Soesilo optimis bisa merampungkan seluruh acara tersebut. Kemudian Tipi Jabrik selaku perwakilan dari ASC dalam pidatonya mengungkapkan kebahagiaannya atas kesadaran pemerintah baik pusat maupun daerah yang telah mendukung surfing Indonesia. Tipi mengaku optimis Indonesia bakal menjadi tujuan surfing no. 1 dunia tentunya dengan kinerja keras saling bahu-membahu antara KEMENPAR, Pemerintah daerah, WSL, media dan pelaku surfing lainnya serta juga departemen pemerintahan lainnya. Dan 11 acara QS yang rencananya akan digelar sepanjang tahun 2019 mendatang merupakan langkah tepat untuk supaya surfing dan juga wisata Indonesia lebih dilihat oleh turis asing.

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top