Harapan untuk pembangunan jalan tol di Bali yang menghubungkan koridor Kuta-Tanah Lot-Soka-Seririt-Jembrana mungkin telah mengalami kemunduran besar menurut pernyataan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, di Bali baru-baru ini.

Hadimuljono mengatakan tengah berpikir keras melihat contoh pembangunan jalan tol sebelumnya di Jawa Barat yakni Tol Cipularang. Ketika waktu masih jalan raya Nasional, banyak pedagang toko penjualan souvenir, kios- kios di sepanjang jalan. Lalu setelah Jalan Tol Cipularang dibuka semua pedagang ini menghilang. Inilah yang menjadi kekhawatiran Dinas Pekerjaan Umum. Apakah pembangunan tol akan lebih menguntungkan dengan mengorbankan para pedagang di sepanjang jalan, atau rumah rumah masyarakat. Hadimuljono berpendapat lebih baik untuk mengembangkan jalan raya yang ada, daripada mengakuisisi lahan yang luas untuk jalan tol yang akan mengambil alih tanah dari orang-orang.

Meskipun pernyataan Menteri telah dikemukakan selama kunjungan ke Bali, Kepala Pekerjaan Umum untuk Bali, I Nyoman Astawa Riadi, bersikeras bahwa peluang tetap terbuka untuk calon investor yang ingin membangun jalan raya untuk menghubungkan selatan dan utara Bali.

Yang paling penting adalah, jikalau pembangunan akan terus dilanjutkan, setidaknya kompensasi bagi rakyat atas tanah dan usaha mereka dapat dihargai dengan nilai yang sesuai.