BEBERAPA KALI DILANDA GEMPA, INILAH ZONA DAERAH RAWAN YANG HARUS DI WASPADAI www.makalius.lt
Rabu, 22 Maret 2017 22:56

BEBERAPA KALI DILANDA GEMPA, INILAH ZONA DAERAH RAWAN YANG HARUS DI WASPADAI

Tinjauan Seismisitas dan Data Historis Oleh Daryono Sucipto dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika)

Beberapa kali pulau Dewata yakni Bali dilanda gempa. Meski gempa yang menimpa tidak berpotensi tsunami, tetapi tetap saja membuat siapapun resah terutama para warga Bali sendiri yang merasakan tegangnya kala gempa datang.

Gempa yang baru baru ini terjadi adalah gempa kemarin pagi terjadi gempa berkekuatan 6.4 SR. Menurut ketua BMKG M.Taufik gempa yang terjadi di perairan selatan Denpasar diakibatkan adanya pertemuan dua lempeng bumi sehingga wajar bila sering terjadi gempa.

"Di Selatan Denpasar memang ada pertemuan lempeng sehingga jadi langganan gempa tapi tidak bisa kita pastikan kapan akan terjadi," kata Taufik.

hasil analisis BMKG pusat gempa berada di Bali pada 8.88 LS dan 115,24 BT dengan kedalaman 117 Km. Guncangan gempa bumi berupa guncangan lemah hingga sedang dirasakan di luas di Pulau Bali antara lain wilayah Kuta, Gianyar dan Denpasar. Guncangan juga terasa di Mataram dan Sumbawa Bagian Barat, dalam intensitas III-IV MMI. Masih tidak ada laporan korban jiwa hingga saat ini.

Yang jelas gempa tidak berpotensi tsunami, dan jikalau gempa berpotensi tsunami, pihak BMKG akan mengantisipasi warga sedini mungkin.

 

 

Berbicara soal gempa, kami ingin mencoba kembali mengangkat tulisan hasil tinjauan seseorang dari BMKG yakni Daryono Sucipto. Beliau sempat menuliskan dan mengkategorikan zona - zona rawan gempa di Bali. Artikel sendiri dibuat pada tahun 2010, namun mungkin bisa menjadi bahan perhatian kembali bagi kita semua ataupun siapa saja yang mungkin mengerti lebih dalam tentang gempa.

 

Berikut petikan tulisan dari Pak Daryono Sucipto

Zona Rawan Gempa Daerah Bali: Tinjauan Seismisitas dan Data Historis

Oleh: Daryono Sucipto BMKG
Geografi Mitigasi Bencana, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Berdasarkan analisis data seismisitas dan didukung data historis kegempaan Bali maka daerah rawan gempa di Bali dapat dikelompokkan ke dalam tiga zona.

Zona I adalah daerah sangat rawan. Daerah ini meliputi seluruh wilayah Kabupaten Karangasem dan Klungkung yang memiliki karakteristik kegempaan yang dicirikan dengan frekuensi kejadian gempabumi yang tinggi, gempa bumi berkekuatan skala kecil hingga besar. Mayoritas gempa bumi yang mengguncang wilayah Karangasem adalah gempa bumi dengan hiposenter dangkal, kurang dari 50 kilometer dengan kekuatan 4.0 hingga 6.5 skala Richter, yang berpusat di Laut Bali, Samudera Hindia dan Selat Lombok yang dikenal sangat aktif secara seismik.

Tingginya frekuensi gempa kuat dengan kedalaman dangkal inilah yang mendasari Karangasem sebagai Daerah Paling Rawan di Bali. Selain frekuensi magnitudo dan kedalaman, maka faktor historis juga sangat mendukung. Salah satu contoh gempa besar dan merusak di wilayah Karangasem adalah gempabumi yang terjadi pada 17 Desember 1979 yang berkekuatan 6,4 skala Richter. Gempa ini tercatat telah menewaskan 25 orang dan ratusan luka-luka.

Zona II adalah Daerah Rawan. Daerah ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bangli Buleleng, Jembrana dan Tabanan. Karakteristik kegempaan di zona ini memiliki frekuensi kejadian gempabumi yang relatif rendah, namun cenderung memiliki skala magnitudo cukup besar yang berkisar 4 hingga 6,5 skala Richter.

Hal ini disebabkan zona II berdekatan dengan lokasi generator gempa dangkal yaitu zona patahan naik belakang busur kepulauan (Bali back-arc thrust) yang dikenal sangat aktif yang terletak di laut Bali. Peluang kejadian gempa kuat meskipun dalam waktu periode yang cukup lama inilah yang mendasari ditetapkannya zona II sebagai kawasan rawan yang kedua. Fakta kerawanan ini secara historis telah dibuktikan dengan fakta sejarah yaitu peristiwa gempa dahsyat yang dikenal sebagai ''Gejer Bali'' atau Bali berguncang pada tahun 1815 yang menewaskan 10.253 orang. Selanjutnya kejadian gempa berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Seririt hingga Busungbiu yang terjadi pada 14 Juli 1976. Tercatat 600 orang tewas dan ribuan luka parah.

Zona III adalah Daerah Agak Rawan. Daerah zona III mencakup wilayah Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar. Karakteristik kegempaan di zona ini adalah frekuensi kejadiannya yang tinggi namun memiliki kekuatan yang relatif kecil, yaitu 4 hingga 6 skala Richter. Sehingga patut disyukuri bagi mereka yang bermukim di wilayah zona III ini karena berada di kawasan yang relatif lebih ''aman'' jika dibandingkan dengan wilayah lain di Bali. Memang kawasan zona III ini sering kali diguncang gempa, namun belum pernah terjadi kerusakan bangunan yang cukup parah.

Pembangunan infrastruktur di Bali dalam satu dasawarsa terakhir menunjukkan peningkatan perkembangan yang sangat pesat. Fenomena ini akan meningkatkan faktor risiko bahaya jika dikaitkan dengan tingkat kerawanan kegempaan yang ada. Sehingga sosialisasi mitigasi gempabumimenjadi sangat penting untuk dilakukan.

 

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top