Antisipasi dunia penerbangan terhadap isu terbakarnya Galaxy Note 7 akhirnya sampai di Indonesia. Maskapai Garuda Indonesia merilis aturan terkait HP Samsung itu dan secara resmi Garuda Indonesia telah mengumumkan larangan penggunaan Samsung Galaxy Note7 pada penerbangan.  Larangan itu diumumkan pada hari Minggu lalu. Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti peringatan keamanan yang dikeluarkan oleh Federal Aviation Administration US (FAA) pada hari Kamis setelah Hp versi terbaru dari perusahaan Korea Selatan ini mengalami baterai rusak dan meledak.

"Garuda Indonesia memperingatkan semua penumpang untuk tidak mengaktifkan HP tipe ini selama penerbangan, mesipun dengan mode pesawat." kata Benny dari pihak Garuda Indonesia.  Dalam keterangan resminya, Garuda juga melarang semua penumpang yang menggunakan Galaxy Note 7 untuk tidak melakukan pengisian daya selama penerbangan berlangsung.

Peringatan tertulis dilaporkan telah ditempatkan di check-in counter di bandara di mana operator beroperasi. Larangan serupa juga diberlakukan oleh beberapa maskapai yang mencakup Qantas, Jetstar, Virgin Australia dan Singapore Airlines.

Tak hanya Garuda yang menerapkan aturan ini. Maskapai lowcost Airasia juga melakukan hal serupa. Seluruh penumpang AirAsia diharuskan mematikan Galaxy Note 7 dan dilarang melakukan pengisian baterainya. Selain itu maskapai asal Malaysia ini juga melarang membawa Galaxy Note 7 di bagasi, seperti halnya Garuda. Belakangan, maskapai Lion Air dan Sriwijaya Air juga melakukan kebijakan serupa.

Asal-muasal aturan ini bermula dari sejumlah kejadian yang dilaporkan pengguna Galaxy Note 7. Banyak yang melaporkan terbakarnya HP Samsung itu ketika diisi dayanya. Tercatat sudah ada lebih dari 35 laporan terbakarnya Galaxy Note 7 yang diterima Samsung.

Produsen asal Korea Selatan ini pun mengambil sikap dengan melakukan recall atau pemanggilan semua Galaxy Note 7 yang ada di tangan konsumen. Recall ini dilakukan Samsung di seluruh dunia termasuk Indonesia.