Senin, 01 Agustus 2016 10:27

GEMPA MENGGUNCANG BALI, LOMBOK DAN SUMBAWA

Gempa berpusat di Kota Dompu, NTB..

 

Gempa mengguncang wilayah Bali, Lombok dan Sumbawa pada hari senin 1 Agustus 2016 pada pagi hari sekitar pukul 07.40 WITA. Gempa berkekuatan 5,7 SR ini diakibatkan oleh sesar naik Flores akrif. Namun penduduk Bali, Lombok, Sumbawa dan sekitarnya boleh berlega hati karena sesar Flores ini dipredikai tidak akan menimbulkan gempa yang lebih besar kendati terjadi tiga kali gempa susulan yang terus melemah.

Menurut hasil analisis dari BMKG, Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,23 LS dan 117,85 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 63 km arah barat laut Kota Dompu, NTB, dengan kedalaman 22 kilometer dan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dengan skala intensitas II SIG BMKG (IV MMI) di sebagian besar wilayah Bali, Lombok, dan Sumbawa. Di wilayah ini gempa bumi dirasakan oleh orang banyak hingga menyebabkan jendela kaca bergetar. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi.

Gempa yang disebabkan oleh sesar aktif ini dimaksud adalah sesar naik Flores yang populer disebut sebagai Flores Back Arc Thrust, jalur sesar ini membujur di dasar laut Bali-Flores, berarah barat-timur paralel dengan busur kepulauan. Sesar ini dikenal sangat aktif karena merupakan hujaman balik dari bekerjanya sistem subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
 
"Patut disyukuri bahwa meskipun gempa bumi ini memiliki mekanisme sumber mendatar-naik (oblique thrust) tetapi tidak berpotensi tsunami, karena pusat gempa buminya terletak di daratan, tepatnya di sebelah barat Gunung Tambora," papar Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
 
Melihat sejarah tsunami yang disebabkan oleh sesar aktif ini cukup banyak, terutama di Sumbawa diantaranya Tsunami Tambora 10 April 1815, Tsunami Bima 8 November 1818 tinggi 3,5 m, Tsunami Bima 29 Desember 1820 tinggi 24 m, Tsunami Bima 5 Maret 1836, Tsunami Bima 28 November 1836, Tsunami Labuantereng, Lombok 25 Juli 1856, dan Tsunami Flores 12 Desember 1992.
 
BMKG menghimbau kepada masyarakat Bali, Lombok, dan Sumbawa agar tetap tenang karena hasil monitoring BMKG menunjukkan sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa bumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar ataupun Tsunami.
 
 
Kerusakan rumah warga di pusat gempa - Dompu
 
Masyarakat Bali, Lombok dan Sumbawa mungkin boleh berlega hati, namun tidak dengan masyarakat yang tinggal di dekat pusat gempa yakni kota Dompu, NTB. Pasalnya dilaporkan kurang lebih ratusan rumah warga rusak dan 40 rumah warga rusak parah akibat gempa yang terjadi. Kerusakan parah sangat dirasakan oleh masyarakat warga kecamatan Pekat dimana camat Pekat mengatakan untuk saat ini setidaknya 40 rumah tercatat rusak parah, namun pendataan masih terus dilanjutkan apakah bertambah atau tidak.
 
 
 
 
 
  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top