Minggu, 26 Jun 2016 23:03

BALI AKAN DILANDA GEMPA DAN OMBAK DAHSYAT, HOAX ATAU BENAR?

Baca penjelasan di bawah ini!!

 

Berdasarkan grafik sebuah konten tentang Prediksi Gempa Bali yang kami muat berdasarkan sumber dari bali-news-views dan menunjukkan begitu banyak pembaca, kami mencoba meneliti kembali lebih dalam tentunya dengan menanyakan kepada orang orang yang mengerti tentang fenomena geofisical, serta berdasarkan publikasi dari sebuah website ilmiah resmi, bagaimana gempa bumi sebenarnya bisa terjadi, apa penyebabnya? Serta bagaimana tsunami bisa terjadi setelah gempa bumi dan penjelasan mengapa Indonesia disebut "Ring of Fire" dan mengapa daerah ini memiliki lebih ketidakstabilan yang lebih besar daripada negara yang lain di seluruh dunia...

Apa itu Gempa Bumi ?

adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Lokasi di bawah permukaan bumi di mana dimulai gempa disebut hiposenter, dan lokasi langsung di atas permukaan bumi disebut pusat gempa. Terkadang gempa bumi memiliki Foreshock yakni gempa kecil yang bisa dikatakan sebagai peringatan sebelum terjadi gempa besar. Namun para ilmuwan tidak akan bisa meneliti akankah terjadi gempa besar (mainshock) atau tidak setelah Foreshock terjadi. Namun gempa utama yang disebut Mainshock ini akan selalu memiliki gempa susulan yang mengikuti. Gempa susulan dapat terus selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah mainshock tersebut!

 

Apa yang menyebabkan gempa bumi dan dimana gempa bumi terjadi ?

Bumi memiliki empat lapisan utama: inti dalam, inti luar, mantel dan kerak. Kerak dan bagian atas mantel membuat kulit tipis di permukaan planet kita. Tapi kulit ini tidak semua dalam satu potong - namun terdiri dari banyak potongan seperti puzzle yang menutupi permukaan bumi. Tidak hanya itu, tetapi potongan puzzle ini terus perlahan-lahan bergerak, meluncur melewati satu sama lain dan menabrak satu sama lain. Bisa dikatakan potongan puzzle ini sebagai potongan teka-teki lempeng tektonik, dan tepi lempeng yang disebut batas lempeng. Batas-batas lempeng inilah yang merupakan letak dari banyak kesalahan, dan sebagian besar gempa bumi di seluruh dunia terjadi pada kesalahan ini.

 

Bagaimana gempa bumi diukur ?

Besar kecilnya gempa bumi diukur oleh alat yang disebut seismograf. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pandular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal. Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.

 

Bisakah seseorang atau ilmuwan memprediksi gempa ?

Prediksi mungkin bisa, namun tetap tidak akan ada ilmuwan yang bisa memprediksi gempa bumi dengan kapannya serta data yang akurat. Para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia telah mencoba berbagai cara untuk memprediksi gempa bumi, tetapi tidak ada telah berhasil.

 

Lalu bagaimana Gempa Bumi bisa menyebabkan tsunami ?

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Gempa yang menyebabkan tsunami:
– Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
– Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
– Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Apa itu Ring of Fire ?

Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik. Zona yang berbentuk seperti tapal kuda ini terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) didasar laut, memiliki panjang lebih dari 40000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan dibagian timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat. Pada zona yang disebut Cincin Api inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

 

Mengapa Indonesia digelari sebagai negara "Ring of Fire" ?

Ring Of Fire terbentuk akibat pergesekan lempeng tektonik. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yakni lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera " Jawa " Nusa Tenggara dan Sulawesi. Kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki potensi yang tinggi terhadap bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. Terletak di jalur "ring of fire", Indonesia memiliki jumlah gunung berapi paling banyak di dunia. Di Indonesia tercatat memiliki 130 gunung berapi yang merupakan 10% dari jumlah keseluruhan dunia. Dari 130 gunung berapi tersebut, 17 di antaranya masih aktif. Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Lingkaran Api ini terdiri atas 452 gunung berapi dimana sekitar 75% menjadi rumah bagi gunung berapi dan tidak aktif. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5"6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika .

Di sisi timur Cincin Api terbentuk akibat lempeng Nazca dan lempeng Cocos bertumbukan mendorong lempeng Amerika Selatan ke arah barat. Lempeng Pasifik dan lempeng kecil Juan de Fuca terdorong ke bawah lempeng Amerika Utara. Sepanjang sisi utara lempeng Pasifik bergerak kearah barat laut terdorong kebawah busur vulkanik Pulau Aleutian. Dibagian barat lempeng Pasifik terdorong sepanjang Semenanjung Kamchatka-Kurile diselatan Jepang. Di bagian selatan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan banyak lempeng-lempeng kecil, yang terbentang dari Kepulauan Mariana, Philipina, Bougenville, Tonga sampai Selandia Baru. Indonesia terletak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa. Gunung-gunung berapi di Indonesia juga termasuk yang paling aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

 

Lalu, benarkah Bali akan dilanda gempa dan tsunami ?

Untuk hal ini, seperti yang dijelaskan bahwa tidak ada ilmuwan siapapun yang bisa memprediksi kapan tepatnya gempa atau tsunami terjadi. Namun menurut Pakar gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman, Bali merupakan salah satu daerah Indonesia yang termasuk rawan, karena potensi gempanya ada dan padat penduduk. Untuk menentukan mana yang lebih rawan, memang diperlukan analisis yang lebih kuantitatif. Jadi ada analisis resiko kuantitatif yang akurat untuk memperlihatkan resiko dan kerawanan itu.

 

So guys...berita akan rumor Bali diprediksikan akan dilanda gempa mungkin bisa saja hoax, namun tidak ada salahnya untuk selalu berwaspada mengingat Bali merupakan daerah yang termasuk rawan bencana. Dan jangan lupa untuk terus gali pengetahuan kita untuk bisa lebih selektif dalam mencerna berita!!

 

Salam

Pemburu Ombak

 

 

 

 

 

 

 

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top