Selasa, 31 Mei 2016 10:19

MIRIS !!! PERDAGANGAN MANUSIA MASIH SAJA TERJADI DI INDONESIA

Stop perdagangan manusia !!

Puluhan wanita muda dari Indonesia bagian Timur telah ditahan di Bandara Bali pada Jumat 27 Mei, 2016. para wanita muda ini diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai korban perdagangan manusia. Diketahui para wanita ini berangkat dari Bandara Tambolaka di Sumba Barat terbang bersama maskapai Garuda Indonesia dan setelah transit di Bali mereka akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

Karena petugas menemukan hal yang janggal akhirnya para wanita ini yang terdiri dari 27 wanita muda dibawah umur 17 hingga 19 tahun ini dibawa ke kantor polisi Bandara untuk interogasi lebih lanjut. Secara luas para wanita ini diduga sebagai objek dari penyelundupan operasi perdagangan manusia dimana oleh si penyelundup direncanakan untuk diterbangkan ke luar negeri dari Jakarta. Petugas menduga para wanita ini memegang dokumen palsu dan hampir 90% petugas positif para wanita ini adalah korban yang akan dijadikan pekerja asing alias TKI ilegal atau bahkan lebih parahnya bisa dijadikan PSK (Pekerja Seks Komersial) ilegal di negara tujuan. Kebanyakan mafia perdagangan manusia melakukan cara seperti ini yakni memalsukan dokumen para korban dengan identitas yang salah.

Kasus yang terjadi di bandara Bali ini mungkin bukan satu satunya kasus perdagangan manusia yang terjadi di Indonesia. Kurangnya pendidikan masyarakat di pelosok atau daerah serta kemiskinan membuat para mafia pedagang manusia ini mudah membodohi mereka terutama para gadis dibawah umur dengan iming iming penghasilan yang besar di negara lain. Kebanyakan korban perdagangan manusia ini terlantar di negara lain seperti tak jarang mereka dijadikan budak seks dan ketika sampai disana mereka tidak bisa memilih untuk berkata tidak karena kurangnya pengetahuan yang membuat mereka tidak tahu cara pulang atau membela diri. Dan mirisnya para korban ini tidak tahu bahwa ini merupakan kejahatan lama yang belum bisa terberantas secara paten yang hingga kini masih merajalela.

 

Pict by : one-europe.info

Item terkait

Scroll To Top